Filsafat secara etimologis dalam
bahasa arab yaitu falsafah, bahasa
inggris philosophy, philosophie dalam
bahasa belanda dan philosophia dalam
bahasa latin. Filsafat memiliki karakteristik antara lain holistik intergral
atau menyeluruh, inklusif atau mencakup luas, sinoptis yaitu secara garis
besar, radikal yang berarti mendalam, spekulatif yaitu terbuka untuk dikritisi
serta reflektif kritis atau sampai pada nilai-nilai. Filsafat pada umumnya
diawali sikap senang untuk menyelidiki sesuatu yang disebut inquiring attitude
dan bukan receptive attitude atau sikap yang menerima apa adanya. Dalam
filsafat, hasil perenungan filsuf tidak harus selalu benar karenanya disebut
spekulatif.
Apabila filsafat itu masih berupa
proses maka filsafat itu hanya sebagai ilmu (genetivus objectivus), sedangkan apabila proses itu berhenti maka
ia menjadi produk dari suatu filsafat yang berupa pandangan hidup (genetivus subjectivus). Dalam filsafat,
terbagi 3 pembagian yaitu metafisika atau filsafat tentang ada, epistimologi
atau filsafat tentang pengetahuan dan aksiologi yaitu filsafat tentang nilai.
Filsafat epistimologi terbagi 3 lagi yaitu filsafat ilmu, metodologi dan
logika. Filsafat metafisika terbagi atas teologia, kosmologia dan antropologia.
Filsafat aksiologi terbagi menjadi etika dan estetika.
Apabila berbicara mengenai
universalitas dari filsafat, maka harus dikutip teori falsifikasi karl popper.
Menurutnya ilmu harus terbuka untuk diuji, jika tidak ia menjadi pengetahuan
seperti agama. Dalam menguji ilmu, ia menggunakan teori falsifikasi dengan
menunjukkan ketidakbenarannya.
Metode Karl Popper, metode Problem solving:
P1 → TS →
EE → P2
P1 : Problem
yang dipecahkan
TS : Tentative
Solution (pemecahan yang dicobakan)
EE : Error
Elimination (evaluasi kritis atas TS untuk menemukan kesalahan, dengan maksud
membuang atau mengoreksinya.
P2 : Problem
baru (timbul sesudah diadakan evaluasi kritis atas solusi tentative).
Sedangkan menurut thomas kuhn ada 2
tahap perubahan yaitu pada tahap normal, baru ditemukan penyimpangan sehingga
kritik diajukan secara tidak langsung. Pada tahap selanjutnya yaitu revolusi,
paradigma baru diperlukan. Kritik justru ditujukan ke reputasi teori lama baru
ke pemikirannya. Jika gagal bertahan maka akan terjadi revolusi. Pada dasarnya,
filsafat merumuskan pertanyaan-pertanyaan dari jawaban sedangkan ilmu beruusaha
merumuskan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
Kelahiran
Filsafat
Filsafat pertama dimulai oleh Thales (624-547 SM). Thales ialah
seorang insinyur, yang tinggal di Miletus (Asia kecil, daerah pantai, di
Turki), sehingga sering menjelajah kemana-mana, dan pikirannya terbuka dengan
kebudayaan asing karena banyak menerima pendatang.
Pertanyaan pertama yang dilontarkan
adalah “apa yang menjadi asal muasal
dari realitas (arkhe)?”.
1. Jawaban
Thales adalah air, karena menurutnya segala benda yang ada sekarang adalah
awalnya berasal dari air.
2. Jawaban
Phytagoras (572-497 SM) adalah
bilangan, karena menurutnya, segala sesuatu dapat diukur dengan
bilangan/angka-angka.
3. Jawaban
Parmenides (540-475 SM) adalah ada
yang tetap, filsafat adalah “ada”.
Ketiga filsuf di atas berada dalam masa
pra-socrates, yang penyelidikannya berpusat pada ALAM BESAR (MAKROKOSMOS).
4. Jawaban
Socrates (469-399 SM) adalah
manusia. Sebab, Socrates ingin mengalihkan pertanyaan kepada ALAM KECIL
(MIKROKOSMOS). “Apa hakekat kemanusiaan?”, karena ibu Socrates adalah seorang
bidan (metode mayeutike), yang membantu kelahiran, sehingga menurutnya bahwa
manusia telah bisa, hanya saja perlu sedikit bantuan.
Ciri-ciri
Keilmuan
Ciri-ciri keilmuan (merupakan
filsafat sebagai proses) adalah:
1. Obyek
yang khas tertentu – harus stabil. Secara material, berupa sasaran pemikiran
(Gegenstand), sesuatu yang ada dan akan ada. Secara formil, berupa sudut
pandang atas obyek material, merenungkan secara holistic, integral, radikal,
reflektif kritis, sampai sedalam-dalamnya.
2. Sistematika
– cabang-cabang, step by step.
3. Metode
– teknik penyelidikan, yang menjamin supaya ilmu bisa berkembang.
4. Universalitas
– keterimaan intersubyektif, yaitu yang dapat diterima
(intersubyektif=kesepakatan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar